Jumat, 20 Juni 2008

PeRkEmBaNgN E_coMmErCe

SINTYA ELLY

0510223182

PERKEMBANGAN ECOMMERCE DI INDONESIA

Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) & shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.

Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan internet, proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.

Perkembangan e-Commerce di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Meskipun relatif banyak perusahaan yang sudah memasang homepage, hanya sedikit yang memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar homepage itu lebih difungsikan sebagai media informasi dan pengenalan produk. Menurut Adji Gunawan, Associate Partner dan Technology Competency Group Head Andersen Consulting, secara umum ada tiga tahapan menuju e-commerce, yakni: presence (kehadiran), interaktivitas dan transaksi. Saat ini, kebanyakan homepage yang dimiliki perusahaan Indonesia hanya mencapai tahap presence, belum pada tahap transaksi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi dan peningkatan pengguna internet di Indonesia akan membuat e-commerce menjadi suatu bisnis yang menjanjikan.

Saat ini tren transaksi via Internet terus meningkat sejalan meningkatnya jumlah pengguna komputer dan pengakses Internet. Ecommerce, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat dalam dunia internet. Yaitu seluruh aktifitas transaksi perdagangan yang menggunakan fasilitas internet sebagai infrastruktur transaksinya, dengan kata lain, transaksi dilakukan di dunia maya yang terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan begitu, pihak penjual dan pembeli tidak perlu lagi bertemu di dunia nyata.

Penggunaan sistem Ecommerce, sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Secara umum berbisnis dalam ecommerce memang menghasilkan banyak uang, karena pelanggan online yang sekarang menjelajah internet sudah dalam hitungan milyar, artinya, prospektif pelanggannya juga dalam hitungan milyar.

Bagi pihak konsumen, menggunakan ecommerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Online shopping menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan jika dibandingkan dengan cara belanja yang konvensional. Selain bisa menjadi lebih cepat, di internet telah tersedia hampir semua macam barang yang biasanya dijual secara lengkap. Sistem pembayaran dalam ecommerce dilakukan melalui Paypal, media pembayaran online yang sudah disepakati secara internasional sebagai wakil dari uang kita yang ada di bank. Fungsi Paypal tidak jauh berbeda dengan ATM, hanya saja ini dilakukan secara online.
Konsumen yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa menggunakan shopping cart untuk menyimpan data tentang barang-barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep shopping cart ini meniru kereta belanja yang biasanya digunakan orang untuk berbelanja di pasar swalayan. Shopping cart biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke shopping cart masih bisa di-cancel, jika pembeli berniat untuk membatalkan membeli barang tersebut.

Transaksi dalam ecommerce dijamin keamanannya dengan online secure payment. Kekhawatiran konsumen akan penipuan terjawab melalui profesionalisme website dari pihak penjual barang. Bila pihak penjual tidak mengirim barang yang sudah dibayar oleh konsumen, maka secara otomatis paypal penjual akan dicabut dan diblack list secara internasional. Penjual yang profesional akan hosting ditempat yang profesional pula, karena konsumen juga akan menilai mengenai toko online mana yang tidak merugikan.

Dalam website dan dunia internet, sistem transaksi sudah sama dengan dunia offline. Harganya sudah diatur dalam pasal-pasal di web, mulai harga nettprice, biaya packing dan pengiriman, serta biaya bea cukai. Pasal-pasal ini untuk menghindari kesalahpahaman.

Di Indonesia, pengetahuan orang mengenai internet marketing dan ecommerce sangat tertinggal jauh dengan Amerika. Parameter yang mencolok adalah, media internet di seluruh Amerika sudah menggunakan Broadband diatas 1000K, sehingga internet menjadi media super cepat. Berbeda dengan di Indonesia, untuk mendapatkan jaringan diatas 200K saja merupakan hal yang sulit. Disamping itu, alat pembayaran online Paypal Indonesia belum di approve, sementara 190 negara lain didunia sudah di approve. Hal ini disebabkan karena Indonesia termasuk salah satu yang di black list. Pasar terbesar ecommerce ada di Amerika. Di negara ini hampir semua orang mengenal dan terbiasa ecommerce, sehingga jumlah transaksi online tahunan mencapai omset trilyunan.

Namun kita tidak perlu berkecil hati, ecommerce di Indonesia juga mempunyai prospek dan peluang yang besar. Ecommerce akan terus berkembang sejalan dengan kualitas pendidikan yang lebih baik, infrastruktur telekomunikasi dan internet yang semakin baik, kemampuan berbahasa Inggris yang semakin baik, dan dampak globalisasi yang mau tidak mau mengharuskan bangsa Indonesia bertransaksi lintas ruang, waktu, dan jarak.

Geliat E_Commerce dalam Perdagangan

Perkembangan teknologi (tele)komunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan budaya kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E-commerce merupakan extension dari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini. Sebagai contoh, usaha bisnis harus memiliki web site. Kepemilikan web site ini menentukan kredibilitas dari perusahaan, hampir sama dengan kepemilikan telepon bagi sebuah usaha bisnis. Beranikah anda melakukan bisnis dengan perusahaan yang tidak memiliki telepon? Meledaknya penggunaan Internet dan teknologi World Wide Web (WWW atau sering juga disebut Web saja) menyebabkan munculnya teknologi eCommerce yang berbasis teknologi Internet, seperti penggunaan protokol TCP/IP. Keuntungan yang diberikan dengan menggunakan teknologi ini adalah open platform yang tidak tergantung kepada satu vendor tertentu. Sayangnya teknologi yang dibuat di atas teknologi Internet ini masih banyak jenisnya dan banyak hal yang belum memiliki standar. Beberapa teknologi ini akan ditampilkan dalam report ini.Selain masalah-masalah teknis, ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan hukum. Ini disebabkan eCommerce sudah menjangkau seluruh dunia (global) sehingga batasan negara (time and space) yang biasanya menjadi basis dari hukum menjadi rancu. Di sisi lain, ada semacam ketakutan bahwa paradigma bisnis tanpa batas ini mungkin dapat menimbulkan krisis identitas atau integritas dan keutuhan ideologi sebuah bangsa. Hal ini sebetulnya tidak perlu ditakutkan apabila kita percaya akan keunikan dan kemampuan ideologi bangsa sendiri.

Penentu Keberhasilan E-commerce

Salah satu kesimpulan utama yang bisa di petik dari Simposium APEC tingkat tinggi tentang e-commerce & perdagangan tanpa kertas (paperless trading) 9-10 Februari 2001 yang di adakan di China International Electronic Commerce Center yang terletak di Beijing, adalah Proses sosialisasi e-commerce / IT di Indonesia hanya bisa berhasil jika pemerintah, swasta & berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dapat menggunakan e-mail sebagai media komunikasi yang formal. Target yang ingin dicapai dari keseluruhan proses tersebut adalah sangat sederhana, kita menginginkan e-commerce & paperless trading dapat menjadi realita di negara maju APEC pada tahun 2005, sedang bagi negara berkembang APEC (termasuk Indonesia) di targetkan pada tahun 2010 harus bisa berpartisipasi dalam mekanisme perdagangan yang effisien tersebut. Sayang tidak ada praktisi hukum Indonesia yang terlibat di legal framework padahal pihak Australia bersedia untuk mensponsori lima (5) pengamat Indonesia untuk berpartisipasi dalam acara tersebut, kesempatan tersebut hanya di isi oleh rekan dari INDAG & POSTEL.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.smu-net.com/main.php?act=ai&xkd=2

http://www.mediaindonesia.com/berita.asp?id=131335

http://www.solusihukum.com/artikel.php?id=31

http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=175&Itemid=42

http://aiswriter-bureau.blogspot.com/2007/12/geliat-e-commerce-dan-tantangannya.html

Tidak ada komentar: